Archive for the ‘Motivasi’ Category

ILUSI ZONA NYAMAN

July 24, 2008

Kabar Buruk tentang Zona Nyaman Anda

Jika kita berbicara tentang zona nyaman atau comfort zone, maka kita berbicara tentang suatu wilayah yang subyektif dan individual. Wilayah itu, adalah sebuah wilayah di mana Anda merasa “nyaman” dan merasa “punya kendali”.

Ketahuilah, bahwa itu semua sebenarnya adalah tipuan. Sebab, apa yang sesungguhnya Anda rasakan tanpa sadar, adalah “tidak nyaman” dan “tak punya kendali”. Cobalah Anda renungkan lagi:Apakah yang Anda cita-citakan adanya di dalam zona nyaman Anda?

Tidak. Ia ada di luar sana.Apakah yang Anda anggap sebagai kesuksesan Anda adanya di dalam zona nyaman itu? Tidak. Ia ada di luar sana. Apakah impian Anda adanya di dalam sana? Tidak juga. Impian Anda ada di luar zona nyaman Anda.Artinya, Anda belum hidup di dalam cita-cita, kesuksesan, dan impian Anda.Apa yang perlu Anda lakukan adalah keluar dari zona nyaman.

Agar Anda menemukan semua itu dan kemudian menjadikannya khasanah dari kenyamanan Anda. Anda, tidak punya pilihan kecuali memperluas zona nyaman Anda. Kecuali, jika Anda memang nggak mau sukses. Silahkan pilih.Bapak, Ibu, dan Saudara yang budiman, demi kesuksesan Anda, dengan sangat terpaksa Saya harus menyampaikan semua ini.

KABAR BURUK TENTANG ZONA NYAMAN

Zona nyaman tidak pernah statik. Ia selalu berkontraksi dan berekspansi. Jika Anda tidak secara sadar mengekspansinya, maka ia akan berkontraksi. Jika Anda diam, zona nyaman Anda akan menjepit Anda. (Misalnya: Anda mengalami situasi sebelum dan sesudah krismon, Anda evaluasilah sendiri.)

KABAR LEBIH BURUK TENTANG ZONA NYAMAN
Jika Anda tidak sedang hidup di dalam cita-cita, sukses, dan impian Anda, maka zona nyaman Anda punya kontrol yang lebih besar terhadap diri Anda, ketimbang Anda sendiri. Tidurlah di malam hari, dengan tidak mengunci semua pintu dan jendela Anda. Rasakanlah fenomena ilusi kontrol itu. Anda seperti punya kontrol dengan membangun tembok, pagar, kunci, dan gembok. Tapi sadarilah ilusinya. Sadarilah betapa kuat zona nyaman mengendalikan Anda.

KABAR TERBURUK TENTANG ZONA NYAMAN
Sadarilah bahwa dengan sifat ilusinya itu, zona nyaman Anda sebenarnya terdiri dari kumpulan “emosi yang tidak nyaman”. Sebuah kumpulan perasaan yang tercipta, karena berbagai kesenjangan dari belum tercapainya impian, sukses, dan cita-cita Anda. Emosi yang tidak nyaman itu, lebih sering menciptakan F.E.A.R. (False Evidence Appearing Real) untuk Anda. Dan itu, membuat Anda tidak ingin bergerak kemana-mana alias lebih menyukai status quo.

Pelajarilah semua rasa dan emosi tidak nyaman itu. Cintailah, agar Anda mampu berkorban untuk membaliknya menjadi kenyamanan.

KESIMPULAN

Untuk berbagai hal yang sifatnya fisik, Anda sangat menyukai keluasan dan privacy. Anda sangat ingin rumah yang besar, luas, dan tinggi. Anda juga ingin punya tanah di mana-mana. Kemudian, Anda sangat ingin memasang pagar, gembok, dan kunci, di setiap sudut keluasan Anda. Anda ingin batas wilayah Anda semakin meluas. Tahukah Anda, bahwa apa yang ingin Anda capai bukanlah fisiknya, melainkan rasa nyaman berkaitan dengan manifestasi fisik itu? Apa yang Anda inginkan adalah mentalitas dari keberadaan fisiknya. Dan keduanya, adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Bapak, Ibu, dan Saudara yang budiman.

Jika Anda menginginkan mobil tambahan, maka Anda pasti sudi memperluas garasi Anda. Artinya, Anda memang menyediakan tempat untuk mobil itu.So, jika Anda menginginkan bertambahnya rasa nyaman, sudikah kiranya Anda juga memperluas garasi mental Anda, sehingga ia punya tempat juga?

Tukang Roti dan Petani

June 26, 2008

Seorang tukang roti di sebuah desa kecil membeli satu kilogram mentega dari seorang petani.

Ia curiga bahwa mentega yang dibelinya tidak benar-benar seberat satu kilogram.

Beberapa kali ia menimbang mentega itu, dan benar,berat mentega itu tidak penuh satu kilogram.

Yakinlah ia, bahwa petani itu telah melakukan kecurangan.

Ia melaporkan pada hakim, dan petani itu dimajukan ke sidang pengadilan.

Pada saat sidang, hakim berkata pada petani,

“Tentu kau mempunyai timbangan?”

“Tidak, tuan hakim,” jawab petani.

“Lalu, bagaimana kau bisa menimbang mentega yang kau jual itu?” tanya hakim.

Petani itu menjawab, “Ah, itu mudah sekali dijelaskan, tuan hakim.

Untuk menimbang mentega seberat satu kilogram itu, sebagai penyeimbang, aku gunakan saja roti seberat satu kilogram yang aku beli dari tukang roti itu.

Ternyata roti yang dijual tukang roti itupun beratnya kurang dari 1 kg . . . . . . . . . .

Dan tukang roti itupun harus berhadapan dengan hakim.

“Smiley…! Cukup banyak contoh, kekesalan kita pada orang lain berasal dari sikap kita sendiri pada orang lain.

Haruskah Hati Menciptakan Jarak

June 26, 2008

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya, “Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?”

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, “Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak.”

” Tapi…” sang guru balik bertanya, “lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?”

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satu pun jawaban yang memuaskan.
Sang guru lalu berkata, “Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan,  jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara
fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian,
mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di
antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi.

Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi.”

Sang guru masih melanjutkan , “Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka
berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil.

Sehalus apa pun, keduanya bias mendengarkan nya dengan begitu jelas.

Mengapa demikian?”

Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban.

“Kar ena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya
sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah
cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan.”

Sang guru masih melanjutkan, “Ketika Anda sedang dilanda kemarahan,
jangan lah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak
mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat
seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana.
Karena waktu akan membantu Anda.”

BAHAGIA, ADA PADA JIWA YANG BISA BERSYUKUR

June 18, 2008

Pernah membayangkan, bagaimana seseorang menulis buku, bukan dengan tangan atau anggota tubuh lainnya, tetapi dengan kedipan kelopak mata kirinya?

Jika Anda mengatakan itu hal yang mustahil untuk dilakukan, tentu saja Anda belum mengenal orang yang bernama Jean-Dominique Bauby. Dia pemimpin redaksi majalah Elle, majalah kebanggaan Prancis yang digandrungi wanita seluruh dunia.

Betapa mengagumkan tekad dan semangat hidup maupun kemauannya untuk tetap menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal tiga hari setelah bukunya diterbitkan. Setelah tahu apa yang dialami si Jean dalam menempuh hidup ini, pasti Anda akan berpikir, “Berapa pun problem dan stres dan beban hidup kita semua, hampir tidak ada artinya dibandingkan dengan si Jean!”

Tahun 1995, ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut locked-in syndrome, kelumpuhan total yang disebutnya “Seperti pikiran di dalam botol”. Memang ia masih dapat berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata kirinya. Jadi itulah cara dia berkomunikasi dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya.

Begini cara Jean menulis buku. Mereka (keluarga, perawat, teman-temannya) menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip apabila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. “Bukan main,” kata Anda.

Ya, itu juga reaksi semua yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh “menulis” dengan cara si Jean, barang kali kita harus menangis dulu berhari-hari dan bukan buku yang jadi, tapi mungkin meminta ampun untuk tidak disuruh melakukan apa yang dilakukan Jean dalam pembuatan bukunya.

Tahun 1996 ia meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya yang ditulisnya secara sangat istimewa. Judulnya, “Le Scaphandre” et le Papillon (The Bubble and the Butterfly).

Jean adalah contoh orang yang tidak menyerah pada nasib yang digariskan untuknya. Dia tetap hidup dalam kelumpuhan dan tetap berpikir jernih untuk bisa menjadi seseorang yang berguna, walaupun untuk menelan ludah pun, dia tidak mampu, karena seluruh otot dan saraf di tubuhnya lumpuh. Tetapi yang patut kita teladani adalah bagaimana dia menyikapi situasi hidup yang dialaminya dengan baik dan tetap menjadi seorang manusia (bahasa Sansekerta yang berarti pikiran yang terkendali), bahkan bersedia berperan langsung dalam film yang mengisahkan dirinya.

Jean, tetap hidup dengan bahagia dan optimistis, dengan kondisinya yang seperti sosok mayat bernapas. Sedangkan kita yang hidup tanpa punya problem seberat Jean, sering menjadi manusia yang selalu mengeluh..! Coba ingat-ingat apa yang kita lakukan. Ketika mendapat cuaca hujan, biasanya menggerutu. Sebaliknya, mendapat cuaca panas juga menggerutu.

Punya anak banyak mengeluh, tidak punya anak juga mengeluh. Carl Jung, pernah menulis demikian: “Bagian yang paling menakutkan dan sekaligus menyulitkan adalah menerima diri sendiri secara utuh, dan hal yang paling sulit dibuka adalah pikiran yang tertutup!”

Maka, betapapun kacaunya keadaan kita saat ini, bagi yang sedang stres berat, yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun melawan orang lain, atau anggota keluarga yang sedang tidak bahagia karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, yang baru mendapat musibah kecelakaan atau bencana, bagi yang sedang di-PHK, ingatlah kita masih bisa menelan ludah, masih bisa makan dan menggerakkan anggota tubuh lainnya. Maka bersyukurlah, dan berbahagialah. ..!

Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi bijaksanalah untuk bisa selalu think and thank (berpikir, kemudian berterima kasih/bersyukurl) .

Dalam artikel yang berjudul Kegagalan & Kesuksesan Hasil Konsekuensi Pikiran ( SPM 26 Februari 2005) dituliskan, seseorang yang sadar sepenuhnya, dia datang ke dunia ini hanya dibekali sebuah nyawa (jiwa).

Nah, nyawa itu harus dirawat dengan menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Dengan nyawa ini pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di manapun dia berada, dan dalam kondisi apapun, dia harus bisa bahagia. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri apa yang kita
dapat itu penting, termasuk sebuah nyawa agar kita bisa hidup di alam ini. Dan kebahagiaan bisa dibuat, dengan tidak meminta (menuntut) apapun pada orang lain, tetapi memberikan apa yang bisa diberikan kepada orang lain agar mereka bahagia. Jadilah seseorang yang merasa ada gunanya untuk kehidupan ini.

Untuk itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri sehingga bertindak sesuai nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup. Hadapi hidup dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak pernah gagal.

Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah kecewa. Justru banyak orang yang sukses itu sebetulnya orang yang telah banyak mengalami kegagalan.

Berpikirlah positif, Anda akan menjadi orang yang beruntung. Banyak cerita tentang keberuntungan berasal dari kejadian-kejadian yang tidak menguntungkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan memunculkan ide besar untuk mulai bisnis sendiri dan menjadi majikan. Ditolak pun bisa mendatangkan kesuksesan. Tetapi, untuk mendapatkan keberuntungan diperlukan usaha.

Dan mulailah sekarang juga untuk berusaha!

Change Or Die

June 18, 2008

By Darmadi Darmawangsa M.Sc., C.Eng

Ada sebuah cerita mengenai seorang raja kaya yang pada suatu hari berjalan mengelilingi negeri yang dicintainya. Pada jaman itu belum ditemukan alas kali, sehingga sang raja melewati daerah-daerah yang kadang kala berbatuan sehingga tapak kakinya sakit. Setelah pulang kembali ke istana, sang raja memerintahkan kepada menterinya agar menguliti setiap sapi di wilayah kekuasaannya untuk menutupi seluruh jalan di negeri itu agar kakinya tak lagi sakit jika berkeliling.

Sang menteri berpikir sejenak, dan mengatakan kepada raja,” Baginda biarpun kita menguliti seluruh sapi di negeri ini tak akan menutupi seluruh jalan yang ada di negeri ini. Saya mengusulkan untuk membuat sepatu untuk baginda dari kulit sapi, agar kemanapun baginda pergi kakinya akan selalu terlindung.” Seringkali cara yang termudah dan termurah dan efektif dalam menghadapi perubahan adalah memulainya dari diri kita sendiri. Seringkali kita ingin orang lain, keadaan bahkan dunia ini untuk berubah terlebih dahulu, namun perubahan itu akan lebih mudah dan realistis terjadi jika kita mulai dari diri kita terlebih dahulu.

Cerita lain mengenai sebuah kapal perang raksasa yang melintasi laut yang tertutup dengan kabut tebal, sang kapten yang gagah perkasa menyerahkan arah kapal tersebut kepada supervisor kapal yang mengamati keadaan laut di depan kapal dari menara pantau tertinggi di kapal tersebut. Suatu ketika sang supervisor berteriak, “Kapten ada kapal di depan kita.” Kapten menjawab, “Beritahukan kapal itu agar membanting 20 derajat ke arah kiri.” Sang supervisor memberikan kode dengan isyarat lampu kepada kapal tersebut, kemudian dibalas dengan perintah agar kapal perang tersebut yang membanting 20 derajat ke arah kiri.

Sang kapten sangat marah dan emosi dan memberikan perintah kepada supervisor kapal agar membalas pesan seperti berikut, “Dengar ini adalah perintah dari kapten kapal perang!.” Kemudian datang balasan yang mengatakan, “Ini adalah perintah dari supervisor tingkat II.” Merasa dipermalukan, sang kapten memberikan perintah, “Kami adalah kapal perang.” kemudian balasan datang yang mengisyaratkan, “Kami adalah mercu suar!”

Ada kalanya kita harus mengambil tindakan untuk berubah. Jika Anda bertemu “mercu suar” dalam hidup Anda, bersiaplah untuk berubah atau Anda akan hancur. Perubahan adalah hal yang tidak meng-enakkan dan tidak jarang membuat kita ragu, takut bahkan menunda pengambilan tindakan. Mengapa? Karena perubhan menimbulkan resiko baru yang mungkin lebih beresiko dibandingkan jika kita tidak berubah sama sekali. Namun ada kalnya kita harus mengambil suatu keputusan untuk berubah, jika setelah berkali-kali kita “terantuk” oleh permasalahn yang sama. Dunia ini bagaikan tempat “belajar” untuk setiap insan manusia. Jika kita terus melakukan kesalahan yang sama dan menolak untuk berubah, kita tidak dapat maju ke “tingkat yang lebih tinggi.”

Ingatlah setiap perubahan akan membawa kita kepada dua pilihan, gagal atau berhasil, pastikan Anda berfokus terhadap keberhasilan itu. Hidup ini bagaikan roda dunia yang akan terus berputar. Roda itu terus berputar karena dengan berputar ke depan, roda itu baru dapat maju. George Bernard Shaw mengatakan kemajuan adalah hal yang mustahil terjadi tanpa adanya perubahan, dan mereka yang tidak mampu mengubah cara pikirnya tidak akan merubah apapun. Charles F. Kettering pun mengatakan hal yang tidak kalah dahsyatnya bahwa dunia ini membenci akan perubahan namun perubahan itulah satu-satunya yang mendatangkan kemajuan. Roda kehidupan akan terus berputar, kadang di atas kadang di bawah, banyak orang yang menahan akan adanya perubahan dan selalu ingin terus berada di atas roda yang berputar. Mereka terus berusaha untuk tetap berada pada posisi atas sehingga ketika perubahan terjadi dan mereka berada di posisi bawah roda, mereka tidak bersiap sehingga tidak mampu
bangkit dari kegagalan.

Kesuksesan seseorang terjadi ketika ia mampu dan siap menghadapi perubahan. Camkanlah apa yang dikatakan Carol Burnett bahwa hanya kitalah satu-satunya yang dapat mengubah hidup kita. Tidak ada orang lain yang dapat melakukannya untuk kita. Menahan arus perubahan dimana dibutuhkan dapat menghancurkan kehidupan Anda. Walaupun perubahan membawa perasaan tidak menentu, tidak berubah juga mendatangkan resiko yang tidak kalah bahayanya. Jika Anda tidak merasa yakin dengan arah yang Anda ambil saat ini, sudah saatnya Anda menempuh arah yang lain. Makin cepat Anda mengambil keputusan untuk berubah makin baik. Adalah hal yang penting untuk diketahui, jika Anda terus melakukan hal yang sama, Anda akan mendapatkan hasil yang sama. Jika Anda menginginkan hasil yang berbeda, Anda harus menyambut perubahan dengan sikap yang positif. Live your life with passion!

RAHASIA SI UNTUNG

June 18, 2008

Anda pasti kenal tokoh is Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstoneini. Betapa enaknya hidup is Untung.

Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung Dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu is Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti is Untung, don’t worry, ternyata beruntung itu Ada ilmunya.

Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, Dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesannya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.

Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam Koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok is Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?

Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi “berhenti menghitung sekarang! Ada 43 gambar di Koran ini”. Kelompok sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 Koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: “berhenti menghitung sekarang Dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, Dan menangkan $250!” Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.

Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya “scientific” ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:

1. Sikap terhadap peluang. Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, Dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan? Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks Dan terbuka terhadap pengalaman-pengalam an baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, Dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru. Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permata nya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: “Mr. Buffet!” Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata
adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permata nya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, Dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet. Perkenalan pun terjadi Dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.

2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan. Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika.Keputusan- keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “gut feeling”. Yang Barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit Kita dengar jika otak Kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan.

Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, Dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi Kita juga akan semakin tajam.

Banyak teman saya yang bertanya, “mendengarkan intuisi” itu bagaimana? Apakah tiba2 Ada suara yang terdengar menyuruh Kita melakukan sesuatu? Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan. Karena ini subyektif, mungkin saja Ada orang yang beneran denger suara.Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya:

– Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. “Gue kok tiba2 deg-degan ya, mau dapet rejeki kali”, semacam itu. Badan Kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan. Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi.

– Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.

– Isyarat dari luar. “Follow the omen” demikian kalau kata Paulo Coelho di buku the Alchemist. Baca “isyarat2” dari luar yang datang pada Anda. Saya juga beberapa kali mengalami. Misalnya pernah saja tiba2 di TV saya kok merasa sering melihat iklan suatu perusahaan tertentu, kemudian ketemu teman kok membicarakan perusahaan itu lagi, di jalan melihat iklan perusahaan tadi. Belakangan perusahaan tadi ternyata menjadi klien saya. Jadi kalau akhir2 ini Anda sering berpapasan dengan Mercedez S Class dua pintu, barangkali itu suatu pertanda.

3. Selalu berharap kebaikan akan datang. Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.

4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik. Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya.Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkansedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orangdari kelompok sial umunya adalah: “wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit”. Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.

Sekolah Keberuntungan.
Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka Luck School .Saya yakin Anda semua sudah beruntung dan tidak perlu bersekolah di Luck School. Tapi ada baiknya mengintip sedikit, latihan2 apa yang diberikan di Luck School .

Salah satu yang menonjol dari orang sial adalah betapa mereka sering mengabaikan hal-hal yang positif di sekitar mereka. Misalnya salah satu pasien Prof Wiseman, adalah seorang wanita single parent, yang sangat sial. Ketika diminta menceritakan hidupnya akan segera nyerocos menceritakan setiap detil kesialannya. Betapa sulitnya memperoleh pasangan, sudah ketemu pria yang cocok tapi si pria jatuh dari motor, di lain kesempatan si pria jatuh dan patah hidungnya, sudah hampir menikah, gerejanya terbakar, dan sebagainya. Pokoknya benar2 sial. Padahal, dalam setiap interview, si wanita datang membawa 2 orang anak yang sangat lucu2 dan sehat. Sebagian besar dari kita akan merasa sangat beruntung memiliki 2 anak tadi. Tapi tidak bagi si wanita sial tadi. Karena 2 anak lucu tadi tidak ada dalam pikiran si wanita, yang otaknya sudah penuh dengan “kesialan”. Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat “Luck Diary”, buku harian
keberuntungan. Setiap hari, wanita tadi harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi. Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan.

Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, semakin mereka akan sadari betapa mereka beruntung. Dan sesuai prinsip “law of attraction”, semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.

Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk Anda.

Siap mulai menjadi si Untung?

DISCOVER MY TALENT

June 18, 2008

“Orang yang hebat adalah orang yang bisa berprestasi dalam bidang pekerjaan yang tidak disukainya,” ujar seorang teman yang kebetulan memegang posisi sebagai senior general manager di sebuah perusahaan besar di negeri ini. Semula saya sempat terdiam dan memikirkan secara serius apa yang dikatakan sang teman ini. Dalam hati saya berkata, “Memang benar pernyataan tersebut namun rasanya sangat sulit bagi seseorang untuk bisa memberikan yang terbaik, apalagi menggapai prestasi maksimal, pada sebuah pekerjaan yang tidak disukainya? Bukankah manusia cenderung tidak betah ketika melakukan sesuatu yang pada dasarnya tidak disukainya?”

Mengenai cara menemukan talenta, saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh Rick Warren (penulis buku Purpose Driven Life) bahwa kita harus menanyakannya kepada Sang Pencipta. Ini sangat wajar karena sebagai Sang Pencipta, Dialah yang paling mengetahui dalam bidang apa kita harus berkarya di muka bumi ini. Hal ini sama persis dengan seorang pencipta sebuah alat yang mengetahui secara persis bagaimana cara menggunakan atau mengoperasikan alat tersebut sehingga alat tersebut memiliki kinerja yang maksimal. Untuk itu, kita harus tekun berdoa dan bertanya kepada Tuhan mengenai kehendak-Nya bagi hidup kita. Saya sendiri menemukannya lewat jalan ini.

Memang, selain itu ada sejumlah cara, metode atau alat bantu yang bisa digunakan untuk menemukan talenta kita. Teman-teman yang berprofesi sebagai psikolog dapat sangat membantu dalam hal ini meski tidak selalu akurat. Mentor saya yang juga guru kepemimpinan Kristen, Dr. John C. Maxwell pernah mengajarkan saya sebuah pendekatan untuk menemukan talenta seseorang. Maxwell yang juga seorang pendeta itu menyarankan agar kita mencari bidang pekerjaan yang membuat kita bergairah (passion) atau bidang yang kita ahli (strength).

Kini saya tahu bahwa talenta saya sebagai penulis buku pengembangan diri, pembicara seminar dan trainer (kerap orang menjuluki saya sebagai motivator) sangat erat kaitannya dengan panggilan hidup saya untuk menjadi berkat bagi hidup orang lain. Saya tahu Tuhan memanggil saya dan memperlengkapi saya agar saya bisa membantu orang lain bertumbuh menjadi insan yang lebih baik sebagaimana Ia sendiri telah menuntun saya dengan penuh kesabaran.

Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu… – Nasihat Paulus kepada muridnya, Timotius. Bercermin dari hal di atas, saya kerap mengatakan, keluarkan orang dari zona nyaman (comfort zone) namun tidak dari zona talentanya (talent zone). Misalnya, sebagai penulis, saya harus terus berusaha agar semakin baik dalam menulis karena itulah talent zone saya.

Sumber: Paulus Winarto

Paulus Winartoadalah pemegang 2 Rekor Indonesia dari Museum Rekor Indonesia (MURI) yakni sebagai pembicara seminar yang pertama kali berbicara dalam seminar di angkasa dan penulis buku yang pertama kali bukunya diluncurkan di angkasa. Sejumlah bukunya masuk dalam kategori best seller (al: First Step to be An Entrepreneur, Reach Your Maximum Potential dan Melangkah Maju di Masa Sulit).

AIR DALAM TEMPAT ANGGUR

June 7, 2008

Suatu desa akan mengadakan pesta besar-besaran. Untuk itu setiap penduduk diminta untuk menyumbangkan sebotol anggur. Telah disediakan sebuah tong besar di tengah lapangan desa tempat setiap penduduk memasukkan minuman anggur mereka.

Kemudian setiap hari penduduk desa itu berduyun-duyun menyetorkan anggur milik mereka ke dalam tong itu.

Pada hari yang telah ditentukan, semua penduduk berkumpul di lapangan desa dengan pakaian yang indah. Suasana sangat ramai dan meriah. Kemudian, kepala desa naik ke atas mimbar dan membuka kran tong tempat menyimpan anggur itu.

Betapa terkejutnya mereka ketika yang keluar dari tong itu adalah air biasa,bukan anggur sebagaimana yang mereka harapkan

Mengapa hal itu bisa terjadi?

Ternyata, salah seorang penduduk berpikir seperti ini: “Seandainya saya tidak memasukkan sebotol anggur tetapi hanya sebotol air biasa ke dalam tong raksasa ini, maka tentu tidak seorang pun yang akan merasakannya.

Apalah artinya sebotol air dibanding satu tong penuh anggur!”Sayangnya ia tidak menyadari bahwa semua orang di desa itu mempunyai pikiran yang sama: yaitu menyumbangkan sebotol air.

Maka, tong tempat anggur itu pun penuh berisi air biasa.

Bila kita berharap orang lain melakukan apa yang semestinya kita lakukan, jangan heran bila orang lain mungkin juga berpikiran sama.Maka, semua orang pun takkan mendapatkan apa-apa. Dan takperlu saling menyalahkan orang lain. Sebuah kemajuan tidak ditentukan oleh prasangka, melainkan tindakan nyata.

Building Your Self-Esteem

June 7, 2008

By Darmadi Darmawangsa M.Sc., C.Eng

SEMUA orang sukses mempunyai suatu ciri yang universal, yaitu mereka semuanya memiliki self-esteem yang tinggi. Self-esteem dapat diartikan sebagai suatu perasaan dimana seseorang merasa dirinya berharga dan merasa bangga terhadap dirinya. Orang yang memiliki self-esteem yang tinggi mempunyai pandangan yang sangat jelas mengenai tujuan hidup dan jati diri mereka. Tingkat self-esteem seseorang akan sangat mempengaruhi seluruh aspek dalam hidupnya. Menurut riset yang dilakukan oleh Dr. Joyce Brother mengungkapkan bahwa self-esteem Anda menentukan karir yang Anda miliki sekarang, penghasilan yang Anda dapatkan saat ini, pasangan hidup yang menjadi pilihan Anda dan perlakuan yang diberikan orang kepada Anda.

Seorang yang memiliki self-esteem yang rendah akan mempunyai harapan yang rendah pula terhadap pencapaian suksesnya. Jika Anda memiliki self-esteem yang rendah dan mengatakan,” Saya tidak senang dengan diri saya atau Saya adalah seorang pecundang”, orang lain akan menangkap sinyal yang Anda berikan dan memperlakukan Anda seperti yang Anda inginkan. Untungnya, hal yang sama berlaku jika Anda memiliki self-esteem yang tinggi, Anda akan merasa bahwa Anda adalah seorang yang dapat mencapai kesuksesan yang Anda inginkan dan secara tidak langsung orang lain pun akan melihat hal yang sama dan memberikan perlakuan yang seperti Anda inginkan. Self-esteem seseorang sangatlah dipengaruhi oleh kehidupannya di masa kanak-kanak. Anak-anak dapat dengan mudah meng-asosiasikan dirinya dengan apa yang sering diucapkan oleh orang tua terhadap mereka. Jika orang tua sering memberikan pujian dan kata-kata yang positif, sang anak akan tumbuh menjadi orang yang mempunyai rasa
percaya diri yang tinggi. Namun jika orang tua sering mengejek dan menjatuhkan mental anaknya, alhasil anaknya akan menjadi seorang yang memiliki rasa percaya diri yang rendah. Seorang dewasa berbeda dengan anak kecil, karena ia mampu memilih, menolak dan menciptakan rasa percaya diri yang ia kehendaki. Tepat sekali apa yang dikatakan oleh Eleanor Roosevelt,” No one can make you feel inferior without your permission.” (Tidak ada seorang pun yang mampu membuat Anda merasa rendah diri tanpa persetujuan Anda). Membangun rasa percaya diri yang tinggi bukanlah sesuatu yang dapat diciptakan dalam satu malam melainkan harus melalui proses yang panjang. Setiap orang pada dasarnya memiliki kapasitas untuk menjadi manusia yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Berikut ini ada beberapa langkah yang dapat Anda terapkan untuk menciptakan rasa percaya diri yang Anda dambakan.

Step #1 : Berhentilah untuk terus membandingkan diri Anda dengan orang lain. Dalam hidup ini, Anda akan menemukan ada orang yang lebih baik dari Anda dan ada juga yang lebih buruk dari Anda. Jika Anda terus membandingkan diri Anda dengan setiap orang, Anda akan bertemu dengan orang-orang yang tidak mampu Anda tandingi. Hal ini akan menyebabkan Anda membenci diri Anda, iri hati, merasa gagal dan rendah diri. Daripada membandingkan diri Anda dengan orang lain, lebih baik berusahalah untuk bersaing dengan diri Anda sendiri dengan berbuat sesuatu yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Berusahalah untuk memberikan yang terbaik yang Anda miliki. Ingatlah bahwa setiap orang adalah manusia ciptaan Tuhan yang unik dan mempunyai jalan tersendiri untuk mencapai kesuksesannya.

Step #2 : Jangan menjelek-jelekan diri Anda. Anda tidak akan memiliki self-esteem yang tinggi jika Anda terus menjelek-jelekan diri Anda dengan kalimat-kalimat yang menjatuhkan seperti,” Saya tidak akan sukses atau Setiap hal yang saya lakukan pasti gagal.” Kalimat-kalimat ini hanyalah memperkuat perasaan negatif dan tentu akan menurunkan self-esteem Anda.

Step #3 : Janganlah menolak pujian. Pernahkah Anda menerima pujian dan Anda mengatakan,” Oh, itu adalah hal yang biasa, semua orang juga akan melakukan hal yang sama.” Ketika Anda menolak pujian, Anda akan memberikan pesan kepada diri Anda bahwa apa yang Anda lakukan tidaklah berharga. Jadi mulai dari sekarang, jika ada yang memuji Anda, terimalah pujian tulus itu dengan mengucapakan “Terima kasih”.

Step #4 : Berkawanlah dengan mereka yang positif. Jika Anda membiarkan diri Anda dikelilingi oleh orang-orang negatif yang sering menghambat pencapaian sukses Anda, rasa percaya diri Anda akan turun. Jadi berhati-hatilah dalam memilih orang-orang di sekeliling Anda. Pilihlah mereka yang dapat meningkatkan rasa percaya diri Anda.

Step #5 : Tentukanlah Arah Hidup Anda sendiri. Jalankan hidup ini seperti apa yang Anda inginkan. Jangan membuat hidup Anda didikte oleh orang lain yang menentukan apa yang terbaik untuk Anda. Karena Anda sangat mengetahui apa yang terbaik untuk diri Anda sendiri. Anda tidak akan bangga dengan diri Anda jika hidup Anda “disetir” oleh orang lain karena jika Anda berhasil, ia akan mengambil semua kredit akan kesuksesan Anda dan jika Anda gagal, Anda mempunyai alasan untuk menyalahkan orang lain. Ambillah tanggung jawab untuk menentukan arah hidup Anda. Jika Anda mengikuti kata hati Anda, rasa percaya diri Anda pasti akan bertumbuh.

Step #6 : Ambilah Tindakan. Anda tidak akan memiliki self-esteem yang tinggi jika Anda hanya menjadi penonton di pinggir lapangan dan menghindar dari setiap tantangan yang diberikan hidup ini kepada Anda. Tidaklah cukup dengan berkata-kata positif mengenai diri Anda di depan cermin seperti,” Saya pasti bisa.” Jika Anda tidak mengambil tindakan rasa percaya diri Anda akan surut. Ambillah tindakan, apapun hasilnya nanti, Anda akan merasa bangga terhadap diri Anda. Jika Anda gagal untuk maju ke depan karena takut akan kegagalan, Anda akan merasa frustasi dan tidak senang dan hal ini akan menurunkan rasa percaya diri Anda. Hadapilah ketakutan Anda dengan mengambil suatu tindakan mulai dari hari ini.

Sejalan dengan bertumbuhnya rasa percaya diri Anda, Anda akan lebih berani mengambil resiko dan lebih berani menghadapi kegagalan. Anda tidak akan terlalu memikirkan apa yang dikatakan orang lain mengenai diri Anda. Anda akan lebih sukses dalam hidup Anda. Rasa percaya diri yang tinggi akan membawa kedamaian di hati karena Anda bangga menjadi diri Anda yang sebenarnya. Live your life with passion!

Menyikapi Emosi Dan Menentramkan Diri

May 27, 2008

Masalah yang Anda hadapi semakin membuat Anda tak bisa mengontrol emosi belakangan ini? Atau malah sampai membuat Anda kehilangan nafsu makan bahkan mudah jatuh sakit? Inilah saatnya Anda perlu melakukan langkah-langkah yang dapat membantu Anda mengatasi hal ini.
Beberapa tips untuk Anda :
1. Jika pikiran Anda tidak tenang dan susah konsentrasi

  • Streching. Latihan ini akan memompa oksigen ke otak sehingga mempermudah Anda berkonsentrasi. Gerakkan kaki dan tangan Anda selama 2 menit, setelah itu Anda juga akan merasa lebih rileks karena otot-otot Anda melemas.
  • Menyikat gigi. Percayalah, rasa segar pada mulut dengan mudah dapat menyegarkan pikiran Anda.
  • Pertahankan selera humor Anda. Ketika Anda stress, tak jarang semua canda jadi Anda anggap serius. Cobalah untuk tetap bisa menikmati sebuah lelucon atau situasi yang lucu, karena tertawa akan melegakan Anda.
  • Tulislah kelebihan Anda di sebuah kertas. Jangan biarkan otak Anda hanya diisi oleh pikiran negatif.
  • Pelampiasan. Buanglah beban pikiran Anda pada sebuah alat, misalnya aktifitas tinju atau taebo.
  • Jika Anda berangkat pagi, arahkan mata Anda kepada sinar matahari pagi yang ramah. Pejamkan mata Anda dan biarkan hangatnya sinar matahari pagi mengenai kulit Anda.

2. Jika tubuh Anda tegang
* Perbaiki sikap tubuh. Tubuh yang tegang biasanya mendorong seseorang untuk duduk membungkuk. Dengan mengubah posisi tubuh menjadi tegak, Anda akan merasa seperti diberi semangat baru dan memberi pesan “semua akan baik-baik saja.”
* Relaksasi dengan cara tersenyum atau mengunyah permen karet. Wajah bisa terasa lebih rileks, terutama jika ketegangan ¡mengganggu’ bagian wajah Anda.
* Mini massage. Anda bisa minta bantuan rekan Anda untuk melakukan sedikit pijatan di bagian punggung, leher dan bahu.

3. Jika emosi Anda sedang labil
* Belajar lebih asertif. Jangan pendam kemarahan atau kekecewaan Anda. Belajarlah mengekspresikan apa yang Anda rasakan, pikirkan dan jangan ragu untuk mendiskusikan permasalahan ini sehingga tercapai win-win solution.
* Mendengarkan musik dan menyanyi akan membawa Anda pada kondisi yang menyenangkan hati.
* Menerima kenyataan bahwa Anda harus belajar bersabar. Tidak semua hal dapat berjalan sesuai keinginan Anda.
* Hargai diri Anda. Penghargaan terhadap diri sendiri sangatlah diperlukan agar bisa memicu dan meningkatkan kemampuan.