Archive for the ‘Manajemen’ Category

AWAS! Gosip Bisa Membunuh Karir Anda

June 26, 2008

Bergosip memang merupakan hiburan bagi kebanyakan orang. Bahkan ada juga yang menjadikannya sebagai hobi. Namun ternyata bergosip dapat jadi bumerang yang mematikan bagi karir.

Rachel Weingarten, penulis buku ‘Career and Corporate Cool: How to Look, Dress and Act the Part at Every Stage of Your Career.’ mengungkapkan bahwa hobi bergosip ternyata beresiko besar pada karir seseorang.

” Mungkin Anda berpikir bergosip itu tidak berbahaya, namun kenyataannya hal itu dapat mempengaruhi kredibilitas Anda,” ujarnya, dikutipt dari situs kenamaan Yahoo

Sebelum Anda memutuskan untuk bergosip, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Salah satunya pikirkan efek dari gosip itu. Rachael menyebutkan beberapa konsekuensi yang akan diterima ketika Anda menjadi biang gosip.

Yang pertama, reputasi Anda menjadi buruk. Mendapat cap sebagai tukang gosip akan menjatuhkan citra anda di depan orang lain, dan akan berakibat buruk bagi perkembangan karier Anda.

Selanjutnya secara otomatis, rekan kerja Anda akan menjauh. Kepercayaan mereka terhadap Anda akan luntur. Setelah itu, ritme dan produktivitas Anda mulai terganggu. Tidak perlu waktu lama bagi atasan untuk melihat sesuatu yang salah pada diri Anda.

Lalu bagaimana cara menghindar dari kegiatan bergosip? Rachael juga menyebutkan trik-triknya. Pertama-tama, ganti kegiatan bergosip
dengan pekerjaan lain. Sibukkan diri Anda dengan sesuatu yang lebih berguna, misalnya mengerjakan pekerjaan yang belum selesai.

Selanjutnya jika ada teman yang bergosip, buat alarm untuk diri Anda, tentukan berapa lama harus mendengar celotehan teman Anda itu. Misalnya hanya 5 menit waktu untuk mendengarkan, setelah itu tinggalkan, kerjakan pekerjaan lain.

Selanjutnya jika Anda telah terlanjur mendengar gosip, daripada menyebarkan lagi ke orang lain, sebaiknya simpan saja untuk diri sendiri, bila perlu tulis gosip tersebut dalam buku, agar lebih lega. Jadi, masih berminat jadi tukang gosip?

BAHAGIA, ADA PADA JIWA YANG BISA BERSYUKUR

June 18, 2008

Pernah membayangkan, bagaimana seseorang menulis buku, bukan dengan tangan atau anggota tubuh lainnya, tetapi dengan kedipan kelopak mata kirinya?

Jika Anda mengatakan itu hal yang mustahil untuk dilakukan, tentu saja Anda belum mengenal orang yang bernama Jean-Dominique Bauby. Dia pemimpin redaksi majalah Elle, majalah kebanggaan Prancis yang digandrungi wanita seluruh dunia.

Betapa mengagumkan tekad dan semangat hidup maupun kemauannya untuk tetap menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal tiga hari setelah bukunya diterbitkan. Setelah tahu apa yang dialami si Jean dalam menempuh hidup ini, pasti Anda akan berpikir, “Berapa pun problem dan stres dan beban hidup kita semua, hampir tidak ada artinya dibandingkan dengan si Jean!”

Tahun 1995, ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut locked-in syndrome, kelumpuhan total yang disebutnya “Seperti pikiran di dalam botol”. Memang ia masih dapat berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata kirinya. Jadi itulah cara dia berkomunikasi dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya.

Begini cara Jean menulis buku. Mereka (keluarga, perawat, teman-temannya) menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip apabila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. “Bukan main,” kata Anda.

Ya, itu juga reaksi semua yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh “menulis” dengan cara si Jean, barang kali kita harus menangis dulu berhari-hari dan bukan buku yang jadi, tapi mungkin meminta ampun untuk tidak disuruh melakukan apa yang dilakukan Jean dalam pembuatan bukunya.

Tahun 1996 ia meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya yang ditulisnya secara sangat istimewa. Judulnya, “Le Scaphandre” et le Papillon (The Bubble and the Butterfly).

Jean adalah contoh orang yang tidak menyerah pada nasib yang digariskan untuknya. Dia tetap hidup dalam kelumpuhan dan tetap berpikir jernih untuk bisa menjadi seseorang yang berguna, walaupun untuk menelan ludah pun, dia tidak mampu, karena seluruh otot dan saraf di tubuhnya lumpuh. Tetapi yang patut kita teladani adalah bagaimana dia menyikapi situasi hidup yang dialaminya dengan baik dan tetap menjadi seorang manusia (bahasa Sansekerta yang berarti pikiran yang terkendali), bahkan bersedia berperan langsung dalam film yang mengisahkan dirinya.

Jean, tetap hidup dengan bahagia dan optimistis, dengan kondisinya yang seperti sosok mayat bernapas. Sedangkan kita yang hidup tanpa punya problem seberat Jean, sering menjadi manusia yang selalu mengeluh..! Coba ingat-ingat apa yang kita lakukan. Ketika mendapat cuaca hujan, biasanya menggerutu. Sebaliknya, mendapat cuaca panas juga menggerutu.

Punya anak banyak mengeluh, tidak punya anak juga mengeluh. Carl Jung, pernah menulis demikian: “Bagian yang paling menakutkan dan sekaligus menyulitkan adalah menerima diri sendiri secara utuh, dan hal yang paling sulit dibuka adalah pikiran yang tertutup!”

Maka, betapapun kacaunya keadaan kita saat ini, bagi yang sedang stres berat, yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun melawan orang lain, atau anggota keluarga yang sedang tidak bahagia karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, yang baru mendapat musibah kecelakaan atau bencana, bagi yang sedang di-PHK, ingatlah kita masih bisa menelan ludah, masih bisa makan dan menggerakkan anggota tubuh lainnya. Maka bersyukurlah, dan berbahagialah. ..!

Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi bijaksanalah untuk bisa selalu think and thank (berpikir, kemudian berterima kasih/bersyukurl) .

Dalam artikel yang berjudul Kegagalan & Kesuksesan Hasil Konsekuensi Pikiran ( SPM 26 Februari 2005) dituliskan, seseorang yang sadar sepenuhnya, dia datang ke dunia ini hanya dibekali sebuah nyawa (jiwa).

Nah, nyawa itu harus dirawat dengan menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Dengan nyawa ini pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di manapun dia berada, dan dalam kondisi apapun, dia harus bisa bahagia. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri apa yang kita
dapat itu penting, termasuk sebuah nyawa agar kita bisa hidup di alam ini. Dan kebahagiaan bisa dibuat, dengan tidak meminta (menuntut) apapun pada orang lain, tetapi memberikan apa yang bisa diberikan kepada orang lain agar mereka bahagia. Jadilah seseorang yang merasa ada gunanya untuk kehidupan ini.

Untuk itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri sehingga bertindak sesuai nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup. Hadapi hidup dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak pernah gagal.

Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah kecewa. Justru banyak orang yang sukses itu sebetulnya orang yang telah banyak mengalami kegagalan.

Berpikirlah positif, Anda akan menjadi orang yang beruntung. Banyak cerita tentang keberuntungan berasal dari kejadian-kejadian yang tidak menguntungkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan memunculkan ide besar untuk mulai bisnis sendiri dan menjadi majikan. Ditolak pun bisa mendatangkan kesuksesan. Tetapi, untuk mendapatkan keberuntungan diperlukan usaha.

Dan mulailah sekarang juga untuk berusaha!

Change Or Die

June 18, 2008

By Darmadi Darmawangsa M.Sc., C.Eng

Ada sebuah cerita mengenai seorang raja kaya yang pada suatu hari berjalan mengelilingi negeri yang dicintainya. Pada jaman itu belum ditemukan alas kali, sehingga sang raja melewati daerah-daerah yang kadang kala berbatuan sehingga tapak kakinya sakit. Setelah pulang kembali ke istana, sang raja memerintahkan kepada menterinya agar menguliti setiap sapi di wilayah kekuasaannya untuk menutupi seluruh jalan di negeri itu agar kakinya tak lagi sakit jika berkeliling.

Sang menteri berpikir sejenak, dan mengatakan kepada raja,” Baginda biarpun kita menguliti seluruh sapi di negeri ini tak akan menutupi seluruh jalan yang ada di negeri ini. Saya mengusulkan untuk membuat sepatu untuk baginda dari kulit sapi, agar kemanapun baginda pergi kakinya akan selalu terlindung.” Seringkali cara yang termudah dan termurah dan efektif dalam menghadapi perubahan adalah memulainya dari diri kita sendiri. Seringkali kita ingin orang lain, keadaan bahkan dunia ini untuk berubah terlebih dahulu, namun perubahan itu akan lebih mudah dan realistis terjadi jika kita mulai dari diri kita terlebih dahulu.

Cerita lain mengenai sebuah kapal perang raksasa yang melintasi laut yang tertutup dengan kabut tebal, sang kapten yang gagah perkasa menyerahkan arah kapal tersebut kepada supervisor kapal yang mengamati keadaan laut di depan kapal dari menara pantau tertinggi di kapal tersebut. Suatu ketika sang supervisor berteriak, “Kapten ada kapal di depan kita.” Kapten menjawab, “Beritahukan kapal itu agar membanting 20 derajat ke arah kiri.” Sang supervisor memberikan kode dengan isyarat lampu kepada kapal tersebut, kemudian dibalas dengan perintah agar kapal perang tersebut yang membanting 20 derajat ke arah kiri.

Sang kapten sangat marah dan emosi dan memberikan perintah kepada supervisor kapal agar membalas pesan seperti berikut, “Dengar ini adalah perintah dari kapten kapal perang!.” Kemudian datang balasan yang mengatakan, “Ini adalah perintah dari supervisor tingkat II.” Merasa dipermalukan, sang kapten memberikan perintah, “Kami adalah kapal perang.” kemudian balasan datang yang mengisyaratkan, “Kami adalah mercu suar!”

Ada kalanya kita harus mengambil tindakan untuk berubah. Jika Anda bertemu “mercu suar” dalam hidup Anda, bersiaplah untuk berubah atau Anda akan hancur. Perubahan adalah hal yang tidak meng-enakkan dan tidak jarang membuat kita ragu, takut bahkan menunda pengambilan tindakan. Mengapa? Karena perubhan menimbulkan resiko baru yang mungkin lebih beresiko dibandingkan jika kita tidak berubah sama sekali. Namun ada kalnya kita harus mengambil suatu keputusan untuk berubah, jika setelah berkali-kali kita “terantuk” oleh permasalahn yang sama. Dunia ini bagaikan tempat “belajar” untuk setiap insan manusia. Jika kita terus melakukan kesalahan yang sama dan menolak untuk berubah, kita tidak dapat maju ke “tingkat yang lebih tinggi.”

Ingatlah setiap perubahan akan membawa kita kepada dua pilihan, gagal atau berhasil, pastikan Anda berfokus terhadap keberhasilan itu. Hidup ini bagaikan roda dunia yang akan terus berputar. Roda itu terus berputar karena dengan berputar ke depan, roda itu baru dapat maju. George Bernard Shaw mengatakan kemajuan adalah hal yang mustahil terjadi tanpa adanya perubahan, dan mereka yang tidak mampu mengubah cara pikirnya tidak akan merubah apapun. Charles F. Kettering pun mengatakan hal yang tidak kalah dahsyatnya bahwa dunia ini membenci akan perubahan namun perubahan itulah satu-satunya yang mendatangkan kemajuan. Roda kehidupan akan terus berputar, kadang di atas kadang di bawah, banyak orang yang menahan akan adanya perubahan dan selalu ingin terus berada di atas roda yang berputar. Mereka terus berusaha untuk tetap berada pada posisi atas sehingga ketika perubahan terjadi dan mereka berada di posisi bawah roda, mereka tidak bersiap sehingga tidak mampu
bangkit dari kegagalan.

Kesuksesan seseorang terjadi ketika ia mampu dan siap menghadapi perubahan. Camkanlah apa yang dikatakan Carol Burnett bahwa hanya kitalah satu-satunya yang dapat mengubah hidup kita. Tidak ada orang lain yang dapat melakukannya untuk kita. Menahan arus perubahan dimana dibutuhkan dapat menghancurkan kehidupan Anda. Walaupun perubahan membawa perasaan tidak menentu, tidak berubah juga mendatangkan resiko yang tidak kalah bahayanya. Jika Anda tidak merasa yakin dengan arah yang Anda ambil saat ini, sudah saatnya Anda menempuh arah yang lain. Makin cepat Anda mengambil keputusan untuk berubah makin baik. Adalah hal yang penting untuk diketahui, jika Anda terus melakukan hal yang sama, Anda akan mendapatkan hasil yang sama. Jika Anda menginginkan hasil yang berbeda, Anda harus menyambut perubahan dengan sikap yang positif. Live your life with passion!

RAHASIA SI UNTUNG

June 18, 2008

Anda pasti kenal tokoh is Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstoneini. Betapa enaknya hidup is Untung.

Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung Dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu is Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti is Untung, don’t worry, ternyata beruntung itu Ada ilmunya.

Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, Dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesannya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.

Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam Koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok is Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?

Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi “berhenti menghitung sekarang! Ada 43 gambar di Koran ini”. Kelompok sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 Koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: “berhenti menghitung sekarang Dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, Dan menangkan $250!” Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.

Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya “scientific” ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:

1. Sikap terhadap peluang. Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, Dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan? Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks Dan terbuka terhadap pengalaman-pengalam an baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, Dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru. Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permata nya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: “Mr. Buffet!” Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata
adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permata nya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, Dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet. Perkenalan pun terjadi Dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.

2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan. Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika.Keputusan- keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “gut feeling”. Yang Barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit Kita dengar jika otak Kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan.

Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, Dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi Kita juga akan semakin tajam.

Banyak teman saya yang bertanya, “mendengarkan intuisi” itu bagaimana? Apakah tiba2 Ada suara yang terdengar menyuruh Kita melakukan sesuatu? Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan. Karena ini subyektif, mungkin saja Ada orang yang beneran denger suara.Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya:

– Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. “Gue kok tiba2 deg-degan ya, mau dapet rejeki kali”, semacam itu. Badan Kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan. Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi.

– Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.

– Isyarat dari luar. “Follow the omen” demikian kalau kata Paulo Coelho di buku the Alchemist. Baca “isyarat2” dari luar yang datang pada Anda. Saya juga beberapa kali mengalami. Misalnya pernah saja tiba2 di TV saya kok merasa sering melihat iklan suatu perusahaan tertentu, kemudian ketemu teman kok membicarakan perusahaan itu lagi, di jalan melihat iklan perusahaan tadi. Belakangan perusahaan tadi ternyata menjadi klien saya. Jadi kalau akhir2 ini Anda sering berpapasan dengan Mercedez S Class dua pintu, barangkali itu suatu pertanda.

3. Selalu berharap kebaikan akan datang. Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.

4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik. Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya.Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkansedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orangdari kelompok sial umunya adalah: “wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit”. Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.

Sekolah Keberuntungan.
Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka Luck School .Saya yakin Anda semua sudah beruntung dan tidak perlu bersekolah di Luck School. Tapi ada baiknya mengintip sedikit, latihan2 apa yang diberikan di Luck School .

Salah satu yang menonjol dari orang sial adalah betapa mereka sering mengabaikan hal-hal yang positif di sekitar mereka. Misalnya salah satu pasien Prof Wiseman, adalah seorang wanita single parent, yang sangat sial. Ketika diminta menceritakan hidupnya akan segera nyerocos menceritakan setiap detil kesialannya. Betapa sulitnya memperoleh pasangan, sudah ketemu pria yang cocok tapi si pria jatuh dari motor, di lain kesempatan si pria jatuh dan patah hidungnya, sudah hampir menikah, gerejanya terbakar, dan sebagainya. Pokoknya benar2 sial. Padahal, dalam setiap interview, si wanita datang membawa 2 orang anak yang sangat lucu2 dan sehat. Sebagian besar dari kita akan merasa sangat beruntung memiliki 2 anak tadi. Tapi tidak bagi si wanita sial tadi. Karena 2 anak lucu tadi tidak ada dalam pikiran si wanita, yang otaknya sudah penuh dengan “kesialan”. Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat “Luck Diary”, buku harian
keberuntungan. Setiap hari, wanita tadi harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi. Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan.

Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, semakin mereka akan sadari betapa mereka beruntung. Dan sesuai prinsip “law of attraction”, semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.

Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk Anda.

Siap mulai menjadi si Untung?

DISCOVER MY TALENT

June 18, 2008

“Orang yang hebat adalah orang yang bisa berprestasi dalam bidang pekerjaan yang tidak disukainya,” ujar seorang teman yang kebetulan memegang posisi sebagai senior general manager di sebuah perusahaan besar di negeri ini. Semula saya sempat terdiam dan memikirkan secara serius apa yang dikatakan sang teman ini. Dalam hati saya berkata, “Memang benar pernyataan tersebut namun rasanya sangat sulit bagi seseorang untuk bisa memberikan yang terbaik, apalagi menggapai prestasi maksimal, pada sebuah pekerjaan yang tidak disukainya? Bukankah manusia cenderung tidak betah ketika melakukan sesuatu yang pada dasarnya tidak disukainya?”

Mengenai cara menemukan talenta, saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh Rick Warren (penulis buku Purpose Driven Life) bahwa kita harus menanyakannya kepada Sang Pencipta. Ini sangat wajar karena sebagai Sang Pencipta, Dialah yang paling mengetahui dalam bidang apa kita harus berkarya di muka bumi ini. Hal ini sama persis dengan seorang pencipta sebuah alat yang mengetahui secara persis bagaimana cara menggunakan atau mengoperasikan alat tersebut sehingga alat tersebut memiliki kinerja yang maksimal. Untuk itu, kita harus tekun berdoa dan bertanya kepada Tuhan mengenai kehendak-Nya bagi hidup kita. Saya sendiri menemukannya lewat jalan ini.

Memang, selain itu ada sejumlah cara, metode atau alat bantu yang bisa digunakan untuk menemukan talenta kita. Teman-teman yang berprofesi sebagai psikolog dapat sangat membantu dalam hal ini meski tidak selalu akurat. Mentor saya yang juga guru kepemimpinan Kristen, Dr. John C. Maxwell pernah mengajarkan saya sebuah pendekatan untuk menemukan talenta seseorang. Maxwell yang juga seorang pendeta itu menyarankan agar kita mencari bidang pekerjaan yang membuat kita bergairah (passion) atau bidang yang kita ahli (strength).

Kini saya tahu bahwa talenta saya sebagai penulis buku pengembangan diri, pembicara seminar dan trainer (kerap orang menjuluki saya sebagai motivator) sangat erat kaitannya dengan panggilan hidup saya untuk menjadi berkat bagi hidup orang lain. Saya tahu Tuhan memanggil saya dan memperlengkapi saya agar saya bisa membantu orang lain bertumbuh menjadi insan yang lebih baik sebagaimana Ia sendiri telah menuntun saya dengan penuh kesabaran.

Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu… – Nasihat Paulus kepada muridnya, Timotius. Bercermin dari hal di atas, saya kerap mengatakan, keluarkan orang dari zona nyaman (comfort zone) namun tidak dari zona talentanya (talent zone). Misalnya, sebagai penulis, saya harus terus berusaha agar semakin baik dalam menulis karena itulah talent zone saya.

Sumber: Paulus Winarto

Paulus Winartoadalah pemegang 2 Rekor Indonesia dari Museum Rekor Indonesia (MURI) yakni sebagai pembicara seminar yang pertama kali berbicara dalam seminar di angkasa dan penulis buku yang pertama kali bukunya diluncurkan di angkasa. Sejumlah bukunya masuk dalam kategori best seller (al: First Step to be An Entrepreneur, Reach Your Maximum Potential dan Melangkah Maju di Masa Sulit).

Orang Buta Membawa Tanglong

May 29, 2008

Orang Buta Membawa Tanglong By Andrew Ho
Pada suatu sore ada sebuah jamuan makan malam dalam acara reuni para kerabat dekat dan teman lama. Acara yang dihadiri oleh banyak tamu itu berlangsung lancar dan mengesankan. Salah seorang tamu dalam jamuan tersebut buta.

Ketika acara selesai larut malam, orang buta itu meminjam sebuah tanglong kepada temannya. Permohonan orang buta itu tentu saja membuat temanya terheran-heran. “Kamu buta, tidak kelihatan. Kenapa harus membawa tanglong?” tanya temannya.

Orang buta itu menjawab, “Karena saya buta, maka saya lebih membutuhkan tanglong.”

“Lampu penerangan di luar itu adalah untuk orang lain. Sedangkan tanglong ini bukan untuk menerangi perjalanan saya, karena toh saya tidak dapat melihat. Tetapi jika saya membawa tanglong, maka tanglong ini akan menerangi saya. Sehingga orang lain tidak akan melanggar saya, dan sayapun tidak akan melanggar mereka,” lanjut orang buta itu menjelaskan.

“Ehmm, benar juga ya?” sahut temannya sembari menyerahkan sebuah tanglong, sekaligus pertanda bahwa ia memahami penjelasan dari orang buta itu.

Pesan:

Tanglong adalah sejenis lampu penerang atau sering disebut lampion. Tanglong yang dibawa orang buta bukanlah ‘penerang’ yang sebenarnya. Tanglong itu dapat kita artikan sebagai penerang hati dan pikiran. Kalaupun seseorang buta secara fisik, atau dapat kita artikan sebagai kekurangan diri kita, itu bukanlah suatu kendala serius untuk dapat tetap melanjutkan perjalanan kehidupan dengan baik dan mencapai kesuksesan.

Setiap orang membutuhkan penerang bagi hati dan pikiran agar mampu berpikir dan bertindak positif. Zig Ziglar mengatakan, “Sikap Anda bukanlah bakat atau kecerdasan, yang akan menentukan tingkat kesuksesan Anda.” Dengan pikiran dan sikap yang positif itu, maka ia akan mudah menciptakan berjuta kreatifitas dan milyaran peluang serta trilyunan orang yang akan membantu mewujudkan keberhasilan itu.

Benar pendapat Zig Ziglar bahwa tugas membuat kita melakukannya dengan baik, dan cinta kasih membuat kita melakukan tugas dengan sangat indah. Sebab bila kita kehilangan kasih sayang, berarti kita kehilangan kehidupan. Stephen R. Covey menganjurkan kita melakukan 7 kebiasaan untuk dapat menghiasi setiap upaya dan menerangi jalan kita mencapai tujuan dengan cinta dan kasih sayang kepada sesama.

Tujuh kebiasaan itu adalah:
1. Be proactive – Bersikap proaktif atau aktif, atau tidak hanya berpangku tangan saja.
2. Begin with the end in mind – Memikirkan dengan matang segala sesuatu sebelum memulai dan memperkirakan dengan baik hasil serta efek yang ditimbulkan terhadap orang lain.
3. Put first things first – Letakkan segalanya dengan benar, atau sesuai dengan tingkat penting dan tidaknya.
4. Think win win – Tidak hanya memikirkan keuntungan pribadi, melainkan apa yang bisa dinikmati oleh orang lain.
5. Seek first to understand than to be understood – Berusaha untuk lebih peka dan memahami dibandingkan ingin dimengerti atau dipahami.
6. Synergize – Bersikaplah kooperatif, atau saling membantu dan memberikan kekuatan.
7. Sharpen the saw – Pertajam kepekaan dalam menganalisa.

Semoga dengan membudayakan ke-7 kebiasaan tersebut, kita segera mendapatkan kehidupan yang jauh lebih sukses dan penuh kebahagiaan.

Menyikapi Emosi Dan Menentramkan Diri

May 27, 2008

Masalah yang Anda hadapi semakin membuat Anda tak bisa mengontrol emosi belakangan ini? Atau malah sampai membuat Anda kehilangan nafsu makan bahkan mudah jatuh sakit? Inilah saatnya Anda perlu melakukan langkah-langkah yang dapat membantu Anda mengatasi hal ini.
Beberapa tips untuk Anda :
1. Jika pikiran Anda tidak tenang dan susah konsentrasi

  • Streching. Latihan ini akan memompa oksigen ke otak sehingga mempermudah Anda berkonsentrasi. Gerakkan kaki dan tangan Anda selama 2 menit, setelah itu Anda juga akan merasa lebih rileks karena otot-otot Anda melemas.
  • Menyikat gigi. Percayalah, rasa segar pada mulut dengan mudah dapat menyegarkan pikiran Anda.
  • Pertahankan selera humor Anda. Ketika Anda stress, tak jarang semua canda jadi Anda anggap serius. Cobalah untuk tetap bisa menikmati sebuah lelucon atau situasi yang lucu, karena tertawa akan melegakan Anda.
  • Tulislah kelebihan Anda di sebuah kertas. Jangan biarkan otak Anda hanya diisi oleh pikiran negatif.
  • Pelampiasan. Buanglah beban pikiran Anda pada sebuah alat, misalnya aktifitas tinju atau taebo.
  • Jika Anda berangkat pagi, arahkan mata Anda kepada sinar matahari pagi yang ramah. Pejamkan mata Anda dan biarkan hangatnya sinar matahari pagi mengenai kulit Anda.

2. Jika tubuh Anda tegang
* Perbaiki sikap tubuh. Tubuh yang tegang biasanya mendorong seseorang untuk duduk membungkuk. Dengan mengubah posisi tubuh menjadi tegak, Anda akan merasa seperti diberi semangat baru dan memberi pesan “semua akan baik-baik saja.”
* Relaksasi dengan cara tersenyum atau mengunyah permen karet. Wajah bisa terasa lebih rileks, terutama jika ketegangan ¡mengganggu’ bagian wajah Anda.
* Mini massage. Anda bisa minta bantuan rekan Anda untuk melakukan sedikit pijatan di bagian punggung, leher dan bahu.

3. Jika emosi Anda sedang labil
* Belajar lebih asertif. Jangan pendam kemarahan atau kekecewaan Anda. Belajarlah mengekspresikan apa yang Anda rasakan, pikirkan dan jangan ragu untuk mendiskusikan permasalahan ini sehingga tercapai win-win solution.
* Mendengarkan musik dan menyanyi akan membawa Anda pada kondisi yang menyenangkan hati.
* Menerima kenyataan bahwa Anda harus belajar bersabar. Tidak semua hal dapat berjalan sesuai keinginan Anda.
* Hargai diri Anda. Penghargaan terhadap diri sendiri sangatlah diperlukan agar bisa memicu dan meningkatkan kemampuan.

People Person VS People Pleaser

May 27, 2008

Pikirkan situasi berikut ini dan apa yang akan anda lakukan:

Anda berjanji makan malam dengan pasangan sepulang kantor, tapi tiba-tiba atasan anda meminta anda lembur untuk membantunya menyelesaikan sebuah proyek penting. Apakah anda akan:
a.) Menolak atasan dengan sopan, karena anda tahu pasangan anda sudah memasak seharian dan anda ingin menghargai usahanya.
b.) Karena proyek ini penting bagi kantor, anda minta pegertian pasangan dan berjanji besok anda yang akan memasak untuk dia.
c.) Berkata “Ya.” Karena anda tidak ingin mengecewakan atasan.
d.) Menolak dengan hati tak enak daripada pasangan anda nanti cemberut semalaman.
e.) Sangat bingung karena apapun pilihan anda, salah satu akan merasa diabaikan dan sakit hati.

Jika anda menjawab A atau B, kemungkinan besar anda adalah seorang “people person” (anda membuat pilihan dengan mempertimbangkan kepentingan orang lain selain kepentingan diri sendiri). Jika anda memilih C, D, atau E, kelihatannya anda ada dalam kategori “people pleaser” (anda membuat pilihan atas tekanan untuk menyenangkan seseorang). Sepintas kedua jenis pribadi ini kelihatan serupa. Mereka sama-sama ramah, menyenangkan, dan menjaga hubungan baik dengan semua orang. Tapi motivasi mereka sesungguhnya berbeda.

Istilah “people person” pertama kali muncul pada tahun 1990-an untuk menggambarkan orang yang ramah dan biasanya sangat bagus dalam bidang sales dan customer service. Sekarang, istilah ini diterapkan secara lebih luas kepada setiap orang yang senang berada bersama orang lain dan punya kemampuan tinggi untuk bekerja dengan orang. Seorang “people person” akan termotivasi untuk membangun hubungan yang kuat dan efektif dengan atasan, rekan, bawahan, atau klien. Berkat kemampuan interpersonalnya yang baik, rata-rata dia akan lebih sukses dalam pekerjaan. Bahkan pakar kepemimpinan John C. Maxwell pun sampaimerasa perlu menulis satu buku khusus berjudul “Be A People Person”.

Sedangkan istilah “people pleaser” merujuk pada seseorang yang punya ciri-ciri sebagai berikut: selalu berusaha menjadi apa yang diinginkan orang lain, tidak berani mengemukakan pendapat, pantang berkata “tidak”, seringkali setuju saja dengan pendapat orang lain, dan tidak tahu apa yang sebenarnya dia inginkan. “People pleaser” biasanya tidak pernah marah dan selalu siap diminta melakukan apa saja karena dia berpikir hanya dengan begitu orang-orang akan menyukainya. Psikolog Harrier Braiker bahkan menyebut “people pleaser” sebagai pengidap “penyakit untuk selalu menyenangkan orang lain”. Sebagai orang Kristen, kita memang diajar untuk menolong orang laindan membuat mereka bahagia. Tapi berusaha menyenangkan semua orang dengan segala cara adalah tindakan seseorang yang putus asa dan rendah diri.

Beda Pemimpin dengan Manajer

May 27, 2008

Apa yang membedakan seorang manajer yang memiliki karakter “pemimpin” dengan manajer “biasa” walaupun ia telah mengikuti berbagai macam pelatihan kepemimpinan yang sangat keras? Mengapa ada pemimpin yang seperti ditakdirkan sebagai orang besar, sedangkan ada pemimpin lainnya disalahkan atau menyalahkan diri karena memimpin secara biasa-biasa saja.

Jika menurut anda perbedaan tersebut hanya terletak pada “keberuntungan” atau”kesempatan” , pendapat anda tidak sepenuhnya benar.
Hanya sebagian kecil dari pemimpin sukses mencapai keberhasilan besar melalui keberuntungan dan kesempatan.Berdasar kan suatu data statistik, banyak pemimpin besar meraih keberhasilan dalam pekerjaan dan kehidupannya melalui seperangkat hukum kepemimpinan yang mendetail dan merupakan prinsip-prinsip yang telah diujicobakan. Sedangkan manajer “biasa”, tanpa mengecilkan usaha mereka dalam menjalankan sistem kepemimpinan lain yang cukup beragam, pada kenyataannya tidak mempunyai banyak kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin sejati.

Dengan menerima 4 dari kesepuluh prinsip ini atau paling tidak sebagian besar darinya, kesuksesan berada tak jauh dari anda. Berikut adalah ringkasan 4 dari10 hukum kepemimpinan yang telah diterima dan dikembangkan oleh pelaku-pelaku bisnis dengan landasan yang cukup kuat sehingga memungkinkan seorang manajer “biasa” membuat satu lompatan besar menjadi seorang”pemimpin” .

Hukum 1–Pemimpin memiliki visi

Visi adalah kunci untuk memahami kepemimpinan. Seorang pemimpin sejati tidakpernah kehilangan kemampuan seperti yang dimiliki anak-anak:berimajin asi/bermimpi. Dan ini mereka ujudkan dalam bentuk visi; yaitu impian tentang masa depan; atau seperti melihat sebuah lukisan besar yang mana pemimpin itu sendiri ikut melukis suatu bagiannya. Dengan demikian,visi menjadi sebuah tantangan dunia bagi setiap pemimpin untuk membuat jejak langkah di sana, melalui kekuatan ide, kepribadian, nilai-nilai diri, dan harapan.

Bagi kepemimpinan dan pengikutnya, tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan dan memotivasi orang daripada visi untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa.Maka, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk meraih tujuan yang diminati oleh sebagian besar kelompok tersebut.

Di lain pihak, tujuan tersebut menguntungkan bagi mereka. Oleh karena itu, visi bersama haruslah menjadi perasaan yang komperehensif tentang posisi, arah,dan cara hidup untuk meraih tujuan, dan apa yang akan dilakukan ketika tujuan itu teraih.

Visi seperti api ungun di perkemahan, dimana orang-orangberkumpu l mengelilinginya karena cahaya, energi, kehangatan, dankebersamaan. Meski visi adalah impian, namun visi harus fokus dan khas. Visi yang terlalu luas akan membuat pemimpin seolah-olah berada di awang-awang dan kehilangan keberanian untuk mencoba.

Visi anda harus berpijak pada kenyataan sehinggatujuan bisa diraih dengan sukses dan tidak mematahkan semangat anda dan orang-orang di sekitar anda.

Hukum 2–Pemimpin memiliki disiplin.

Di dunia ini berlaku hukum tak tertulis, apakah kita akan mendisiplinkandiri sendiri atau yang akan didisiplinkan oleh orang lain. Keberhasilan yang berlangsung terus menerus tidak bisa diraih tanpa disiplin, ketekunan, danusaha. Disiplin merupakan mandat bagi pemimpin untuk meraih tujuan dan visi-visinya. Salah satu kesalahan besar generasi kita adalah tidak terlalu menghargai pentingnya kedisiplinan.

Banyak orang terpengaruh oleh budaya superfisia lyang cenderung menolak segala bentuk pengekangan, dan mengikuti dorongan alami diri kita untuk bersikap santai. Kita dengan mudah melupakan fakta bahwa segala sesuatu dalam hidup tidak mungkin diraih tanpa disiplin.

Sangat sering terjadi seorang pemimpin meraih sukses pada tingkat tertentu,dan kemudian berhenti dan kehilangan semangat bertarung. Mereka harus kembali pada titik start mereka. Ini dikarenakan mereka kehilangan milikmereka yang berharga, yaitu, kedisiplinan diri.

Hukum 3–Pemimpin memiliki kebijaksanaan

Pengetahuan dapat diingat, sedangkan kebijaksanaan menembus batas-batas fisik. Kebijaksanaan adalah sesuatu yang memudahkan kita untuk menggunakan pengetahuan secara benar. Kita hidup di jaman ledakan pengetahuan. Berbagai studi memperlihatkan bahwa setengah dari pengetahuan manusia telah ditemuan satu dekade yang lalu dan seterusnya.

Lebih lanjut, pengetahuan kita akan berlipat ganda pada dekade terakhir.Pemimpin yang efektif selalu mengembangkan pengetahuannya dengan membaca.Mereka mengumpulkan fakta yang diperlukan sehingga tidak terbatasi dirinya dalam mengambil keputusan. Dengan berpengetahuan, seorang pemimpin tidak takut, ragu-ragu, atau khawatir dalam menyelesaikan pekerjaan, dan terbantu untuk mengatasi banyak masalah, sekaligus merupakan alat untuk berproses.

Kebijaksanaan adalah bagaimana menggunakan pengetahuan yang dimiliki dengan sebaik-baiknya, dan mengembangkan kemampuan untuk menyatakan pendapat.Seorang pemimpin yang efektif memiliki penglihatan kebijaksanaan bukan dari matanya, namun dari dalam dirinya. Kebijaksanaan menuntun diri seorangpemimpin untuk mengenali suatu masalah terlebih dahulu sebelum masalah ituterlanjur menjadi besar.

Hukum 4–Pemimpin memiliki keberanian.

Keberanian seringkali diungkapkan dengan istilah yang berbeda-beda. Ada yang menyatakannya dalam istilah: kegagahan, kepahlawanan, kecerdikan. Tetapi apapun namanya, keberanian tidak pernah dapat didefinisikan. Keberanian adalah suatu jalan untuk mengekspresikan kekuatan di dalam diri kita, inti dari pikiran kita untuk melawan semua keganjilan, peneguhan bagi kita untuk tetap bertahan pada posisi tersebut.

Tingginya gunung Himalaya menantang keberanian seorang pendaki. Kesulitan pekerjaan memotivasi seorang pemimpin, dan kebutuhan akan bersaing memberikan inspirasi bagi pemimpin. Kepemimpinan sejati adalah mengatakan”ya” untuk hidup, tidak menghindar ketika tugas memanggil.

Keberanian adalah bertindak dalam ketakutan, bukan tanpa ketakutan. Keberanian adalah melakukan hal yang ditakutkan. Jika anda melakukan sesuatu tanpa takut, itu bukan keberanian.Kepemimp inan adalah perjuangan yang memerlukan keberanian. Memiliki keberanian berarti melakukan sesuatu yang diyakini benar, dan bersedia menanggung segala resikonya.

Ada beberapa alasan untuk menciptakan keberanian: pemimpin sejati ingin hidup untuk sebuah alasan yang benar danluhur. Pemimpin sejati sadar bahwa orang memperhitungkan mereka, organisasidan tim mereka, bahkan keluarga mereka. Pemimpin sejati selalu menjagavisinya menyala dalam dirinya. Inilah yang menumbuhkan keberanian.

(Bill Newman, The 10 Laws of Leadership)

Seni Bernegosiasi

May 23, 2008

By Andrew Ho”The only way to negotiate anything is to give one thing in return for another. Satu-satunya cara menegosiasikan apapun adalah memberikan imbalan kepada yang lain.”
Denis Waitley

Negosiasi sebelum terjadi transaksi barang atau jasa sudah menjadi bagian dari aktifitas manusia sejak jaman purbakala sampai sekarang. Kemampuan bernegosiasi lebih dibutuhkan dalam dunia bisnis yang bergerak cepat dan penuh dengan persaingan ketat seperti saat ini. Karena disamping memberikan hasil lebih memuaskan, melakukan negosiasi akan sangat menyenangkan bila kita mengetahui caranya. Berikut ini ada beberapa tips sukses bernegosiasi.

Langkah pertama adalah mencari informasi yang relevan untuk bernegosiasi, diantaranya tentang tujuan, lawan bicara, agenda, dan hasil yang ingin kita capai, sekaligus seberapa besar keinginan mereka untuk menciptakan transaksi dengan kita. Jika kita ingin membeli sebuah rak buku, setidaknya kita harus mengetahui kisaran harga rak buku dengan berbagai model dan bahan. Pengetahuan tersebut merupakan kunci penawaran kita.

Proses pertama akan terjadi jika ada pertanyaan. Maka kita mulai dengan memberikan pertanyaan yang memerlukan jawaban cukup panjang, bukan sekedar jawaban ya atau tidak. Tetapi jangan sampai kita mengajukan pertanyaan yang sifatnya mengintimidasi. Sampaikan pertanyaan yang menunjukkan rasa hormat kita. Misalnya bertanya kepada mereka dengan memberikan alternatif, “Bagaimana kalau 100 ribu saja?”

Sedangkan untuk mengetahui penawaran terendah, langkah yang bisa Anda lakukan adalah membiarkan mereka memulai penawaran terlebih dahulu. Mereka mungkin memberikan penawaran tertinggi. Tetapi jika Anda memulai terlebih dulu, mungkin mereka akan mendapatkan lebih tinggi dari nilai harga yang sebenarnya.

Oleh sebab itu kita jangan langsung menerima penawaran pertama. Jika kita langsung menerima, mungkin mereka merasa terlalu mudah dan berpikir masih bisa mendapatkan lebih dari kita. Mungkin jika kita menolak penawaran pertama mereka akan lebih puas. Mungkin mereka berkesimpulan sudah berhasil menekan kita sampai batas terendah.

Dalam proses negosiasi, penjual menawarkan lebih dari jumlah yang sebenarnya ia harapkan. Sementara pembeli akan menawar lebih rendah dari harga yang berani ia bayarkan. Dua kepentingan tersebut jelas bertolak belakang, tetapi jangan sampai perbedaan kepentingan itu menyebabkan kita bertutur kata atau bersikap yang dapat menyakiti lawan bicara. Karena bila hal itu terjadi, pasti akan menimbulkan perselisihan atau pertengkaran.

Sehingga pada proses tersebut diperlukan sikap yang berorientasi pada hasil. Orientasi tersebut akan menjaga sikap dan tutur kata kita. Semakin tinggi hasil yang ingin kita capai, akan semakin baik sikap dan tutur kata kita. Sehingga pada akhirnya kedua belah pihak sama-sama mendapatkan kesepakatan atau hasil.

Siapapun yang memiliki waktu lebih banyak akan mendapatkan lebih banyak keuntungan dalam bernegosiasi. Kesabaran dapat menghancurkan orang lain yang bersikap terburu-buru. Misalnya dalam proses negosiasi kita harus berhadapan dengan kata ¡tidak¢, hal itu bukan berarti proses sudah berakhir.

Mungkin kita akan mendapatkan kesepakatan harga terbaik setelah kita melontarkan beberapa pertanyaan dan menunjukkan keseriusan untuk bertransaksi dengan mereka.Meskipun mungkin kita harus menghabiskan waktu 4 jam untuk proses tawar menawar, tetapi kita akan lebih puas karena berhasil mencapai kesepakatan harga yang terbaik untuk kedua belah pihak. Puas dalam arti keinginan yang paling mendasar dari kedua belah pihak terpenuhi.

Salah satu seni bernegosiasi adalah jangan pernah bernegosiasi tanpa pilihan. Jika kita terlalu berharap akan hasil yang menguntungkan, berarti kita akan kehilangan kemampuan untuk bernegosiasi. Sehingga apapun yang kita berikan harus ada imbalannya. Salah satu contoh yaitu, “Jika Anda menginginkan A, maka Anda harus melakukan B.” Tetapi jika kita tidak memiliki alternatif atau pilihan seperti itu, mungkin orang lain akan meminta dan bahkan mendapatkan lebih banyak dari kita.

Diantara sekian banyak seni dalam bernegosiasi, menyisipkan humor dalam proses bernegosiasi adalah langkah yang sangat menguntungkan. Humor akan meredakan ketegangan. Humor akan membuat setiap orang yang terlibat dalam negosiasi merasa senang. Bahkan humor mempermudah kita mendapatkan sesuatu yang kita inginkan melalui proses negosiasi dengan harga yang jauh lebih murah tetapi tak melukai perasaan orang lain.

Itulah beberapa strategi supaya sukses bernegosiasi. Sebenarnya masih ada banyak cara untuk mendapatkan keuntungan dalam negosiasi, contohnya adalah menjadi pendengar yang baik atau membiarkan orang lain lebih banyak berbicara. Atau jika proses semakin sulit dicapai kesepakatan, maka strategi paling ampuh adalah berpura-pura seakan-akan kita akan segera meninggalkan tempat tersebut, serta masih banyak strategi lainnya.

Meskipun upaya negosiasi tidak selalu berhasil, sebagian besar negosiasi menghasilkan keuntungan. Apalagi jika kita sudah merasa cukup siap untuk bernegosiasi, maka keuntungan yang akan kita peroleh akan lebih besar. Negosiasi adalah salah satu bentuk seni panawaran yang paling dihargai dan dinikmati oleh penjual maupun pembeli.